Tidaklah salah
jika kita mengenal bahasa. Dalam kehidupan, kita tidak pernah lepas dari yang namanya bahasa. Bahasa selalu dibutuhkan oleh
manusia saat melakukan intraksi antar sesama. Boleh jadi, tanpa bahasa, kehidupan tidak akan
pernah dapat terjalin.
Sedikit dijelaskan, bahasa
merupakan alat komunikasi yang penting, karena berfungsi untuk meyampaikan
perasaan, baik secara lisan maupun tulisan. Sesuai dengan yang dikatakan Prof.
Dr. Gorys Keraf bahwa bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat
yang berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kemudian, beberapa
ahli bahasa seperti Gorys Keraf sendiri, Abdul Chaer, JD Parera, Hendry Guntur
Tarigan, dan banyak lagi yang lainnya mengemukakan beberapa karakteristik
bahasa, yaitu.
1. Oral
Yang
dimaksud dengan oral adalah bunyi. Ciri bahwa bahasa adalah bunyi adalah wajar
mengingat kenyataan bahwa pengalaman berbahasa yang paling umum pada manusia
adalah berbicara dan menyimak. Kehadiran bunyi bahasa lebih dahulu daripada
kehadiran tulisan.
Tulisan
atau sistem tulisan hanyalah mampu mewakili sebagian dari isyarat penting yang
terdapat dalam ucapan. Bahkan sistem tulisan bisa mewakili bunyi yang berbeda,
baik dalam bahasa yang sama maupun dalam bahasa yang berbeda. Ada kecenderungan
orang menganggap bunyi dan tulisan sebagai unsur pembeda bahasa, sehingga
dipahami ada bahasa lisan dan ada bahasa tulis. Akan tetapi jika perbedaan
seperti itu diberlakukan, haruslah dipahami pula bahwa bahasa lisan itu
bersifat primer dan bahasa tulis bersifat sekunder. Orang dapat berbahasa tanpa
mengenal tulisannya.
2. Sistematis
Perhatikan contoh berikut ini!
Kami
sedang belajar bahasa Indonesia.
Tidak dapat kita buat menjadi:
Sedang belajar kami bahasa Indonesia.
Bahasa
Indonesia sedang belajar kami.
Kami
bahasa Indonesia sedang belajar.
3. Arbitrer
Kata
arbitrer bisa diartikan ´sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap,
mana suka`. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer adalah tidak adanya hubungan
wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi) dengan konsep atau pengertian
yang dimaksud oleh lambang tersebut. Ciri arbitrer ini tampak pada hubungan
antara lambang dan yang dilambangi dalam pengertian bahwa tidak ada hubungan
langsung antara lambang dan yang dilambangi.
Dalam
bahasa Indonesia, kita mengenal kerbau sebagai sejenis `binatang memamah
biak yang biasa diternakkan, rupanya seperti lembu tetapi besar, umumnya
berbulu kelabu`. Dari definisi itu kita tidak dapat menjelaskan mengapa
binatang tersebut dilambangkan dengan bunyi [kerbau]. Mengapa tidak dinamakan
[bauker] atau [bakeru] atau lambang lainnya. Begitu juga dengan angin. Kita
tidak dapat menjelaskan hubungan antara bunyi [angin] dengan benda yang
dilambangkannya sebagai `udara yang bergerak`.
4. Konvensional
Meskipun
hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya bersifat arbitrer,
tetapi penggunaan lambang tersebut bersifat konvensional. Bahasa itu
dikatakan konvensional sebagai sifat kesepakatan bersama. Hal yang perlu
dipahami adalah kenyataan bahwa kesepakatan itu bukanlah formal yang dinyatakan
melalui musyawarah, sidang rapat, atau kongres, atau rapat raksasa untuk
menentukan lambang tertentu.
Walaupun
peraturan tentang lambang itu tidak ada, namun setiap pemakai bahasa harus
tunduk kepada kesepakatan atau konvensi itu. Disadari atau tidak, pemakai
bahasa sudah melakukan itu. Kalau tidak dipatuhinya, dan menggantikannya dengan
lambang yang lain, maka komunikasi akan terhambat. Bahasanya menjadi tidak bisa
dipahami oleh penutur bahasa Indonesia lainnya dan berarti pula dia telah
keluar dari konvensi itu.
5. Unik dan Universal
Setiap
bahasa memiliki ciri khasnya sendiri yang tidak terdapat pada bahasa lain. Unik
artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh bahasa yang
lain. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem
pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat, atau sistem-sistem yang lainnya.
Bahasa Madura memiliki ciri khas dalam bahasanyanya yaitu pada bentuk
pengulangan kata, misalnya lon-alon, nak-kanak, reng-oreng dan
lain-lain.
Selain
bersifat unik, bahasa juga bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri
yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Misalnya,
pada setiap bahasa terdapat unsur bunyi yang terpilah menjadi dua, yakni vokal
dan konsonan. Bukti lain dari keuniversalan bahasa adalah bahwa setiap
bahasa mempunyai satuan-satuan bahasa yang bermakna, entah satuan yang namanya
kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Walau pembentukan satuan-satuan itu
mungkin tidak sama, maka hal itu merupakan keunikan dari bahasa itu.
6. Beragam
Setiap
bahasa digunakan oleh sekelompok orang yang termasuk dalam suatu masyarakat
bahasa. Yang termasuk dalam suatu masyarakat bahasa adalah mereka yang merasa
menggunakan bahasa yang sama. Ragam bahasa bermacam-macam bergantung pada dasar
klasifikasinya. Mengenai ragam bahasa ini, ada tiga istilah yang harus
dipahami, yaitu idiolek, dialek, dan ragam.
Idiolek
ialah variasi atau ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Setiap orang
mempunyai ciri khas bahasanya masing-masing. Dialek ialah variasi bahasa
yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu
waktu. Dialek dapat dibagi berdasarkan wilayah/daerah pemakaiannya dan dialek
berdasarkan kelompok masyarakat pemakainya. Ragam ialah variasi bahasa
yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau untuk keperluan tertentu.Untuk
situasi formal digunakan ragam- ragam baku atau ragam standar; untuk situasi
yang tidak formal digunakan ragam yang tidak baku atau ragam nonstandar. Dari
sarana yang digunakan dapat dibedakan adanya ragam lisan dan ragam tulis.
7. Berkembang
Perkembangan
bahasa yang sangat mencolok pada saat ini terdapat pada unsur leksikon.
Kata-kata seperti sempadan, dampak, kiat, dan senarai merupakan
kata-kata yang menunjukkan perkembangan leksikon dalam bahasa Indonesia,
walaupun di antara kata-kata itu dulu pernah ada pada bahasa Indonesia atau
bahasa Melayu. Kata-kata yang tidak baru pun dapat dirunut berdasarkan
historisnya sebagai kata-kata yang menunjukkan perkembangan suatu bahasa. Dalam
bahasa Indonesia, misalnya, dapat diyakini bahwa kata-kata analisis, metode,
konvensi, operasi, distribusi, konkret, dan lain-lain merupakan kata-kata
yang berasal dari bahasa asing (bahasa Inggris atau bahasa Belanda). Dalam
perkembangannya, unsur-unsur yang merupakan wujud perkembangan itu tidak lagi
disadari oleh penuturnya. Kata data, misalnya, yang dari pola suku
katanya sangat dekat atau sama dengan suku kata bahasa Indonesia, mungkin tidak
lagi disadari sebagai unsur yang berasal dari bahasa asing jika penutur itu
tidak mengerti bahasa Inggris atau bahasa Latin.
8. Produktif
Bahasa dikatakan bersifat produktif
karena bahasa itu terus menerus menghasilkan. Artinya, meskipun
unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur yang terbatas itu
dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas. Perhatikan
contoh berikut ini!
Dari
fonem /a/,/p/,/s/,/u/ dapat menghasilkan satuan-.satuan:
-
/s/,/a/,/p/,/u/
-
/u/,/s/,/a/,/p/
-
/p/,/u/,/a/,/s/
-
/p/,/a/,/u/,/s/
9. Dinamis
Bahasa
merupakan fenomena sosial. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak
pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan
manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Kita tidak dapat
memisahkan bahasa dari kebudayaan, sebab hubungan antara keduanya sangat erat
karena keterikatan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam
kehidupannya di dalam masyarakat tidak tetap dan selalu berubah, maka bahasa
itu juga menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, dan menjadi tidak statis.
Inilah yang kita sebut bahasa itu dinamis, artinya selalu mengalami perubahan.
Perubahan itu terjadi pada semua tataran, baik fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, maupun leksikon.
10.
Bersifat Insani
Bahasa
dikatakan bersifat insani karena hanya manusialah yang memiliki bahasa. Bahasa
merupakan suatu aspek perilaku yang bisa dipelajari hanya oleh manusia.
Walaupun binatang juga menggunakan bahasa, namun binatang tidak dapat menggunakan
lambang-lambang bahasa untuk menyatakan pikirannya. Dengan demikian, kita dapat
melihat bahwa bahasa dapat menumbuhkembangkan kemampuan manusia untuk
berkomunikasi dan menempatkan peradabannya jauh di atas berbagai bentuk
kehidupan makhluk yang lebih rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar